, ,

Kericuhan Acara Perdamaian di Yalimo Wagub Papua Pegunungan Dievakuasi ke Wamena

by -253 Views

NEWS Burmeso– Upaya menciptakan perdamaian di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, kembali diwarnai kericuhan. suasana di Kota Elelim yang semula diharapkan menjadi panggung rekonsiliasi justru berubah menjadi arena ketegangan. Asap dari kios yang terbakar di depan Puskesmas Elelim menjadi simbol rapuhnya kedamaian di wilayah pegunungan itu.

Menurut laporan Polda Papua, insiden bermula ketika sejumlah warga merasa tidak puas dengan pelaksanaan acara bakar batu yang digelar sebagai simbol perdamaian antarwarga. Tradisi bakar batu sejatinya merupakan upacara sakral yang menandai kebersamaan dan persaudaraan di Tanah Papua. Namun kali ini, semangat itu justru memicu perpecahan baru.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Cahyo Sukarnito menjelaskan, kemarahan warga dipicu oleh dua hal utama. Pertama, acara bakar batu tersebut hanya melibatkan satu distrik, padahal Kabupaten Yalimo memiliki lima distrik yang seharusnya turut serta. Kedua, bahan pangan yang digunakan dalam acara tidak dibeli dari petani lokal, melainkan didatangkan dari Wamena.

“Masyarakat merasa tidak dihargai. Mereka ingin setiap distrik punya peran yang sama, apalagi dalam kegiatan yang membawa nama perdamaian,” jelas Cahyo.

Ketegangan memuncak ketika Wakil Gubernur Papua Pegunungan Ones Pahabol dan Bupati Yalimo Nahor Nekwek tiba di Lapangan Kantor Bupati Yalimo untuk menghadiri acara utama. Bukannya sambutan hangat, kedatangan mereka justru disambut protes keras. Teriakan warga berubah menjadi lemparan batu ke arah podium, memaksa aparat bertindak cepat.

Kericuhan Yalimo Ulangi Tragedi September: Dari Sekolah ke Panggung Perdamaian

Dalam insiden tersebut, Wakapolres Yalimo Kompol Elias Endang mengalami luka di kepala akibat lemparan batu, sementara Bupati Nahor Nekwek menderita memar di pelipis. Dua kendaraan milik Pemerintah Kabupaten Yalimo dan kaca depan kantor bupati juga rusak parah.

“Situasi sempat memanas dan tidak terkendali. Wakil Gubernur akhirnya dievakuasi ke Wamena melalui jalur darat, sementara Bupati diamankan di Mapolres Yalimo,” tambah Cahyo.

Meski sempat tegang, aparat bersama tokoh masyarakat dan adat berhasil menenangkan warga. Dalam pertemuan tertutup yang digelar malam harinya, pemerintah daerah dan perwakilan lima distrik mencapai kesepakatan penting: empat distrik yang sebelumnya tidak dilibatkan dalam acara perdamaian akan menerima bantuan senilai Rp 100 juta masing-masing sebagai bentuk kompensasi dan upaya meredam ketegangan. Setelah kesepakatan itu diumumkan, warga perlahan membubarkan diri.

Korban Kerusuhan Yalimo Dievakuasi ke Wamena dan Jayapura, Polisi Pastikan Situasi Kondusif

Baca Juga: Warga Waropen Panik Saat Gempa 5,7 SR Guncang Pagi Hari

Luka dan Amarah di Elelim: Upaya Rekonsiliasi Papua Pegunungan Kembali Terguncang

Namun, kericuhan ini bukan yang pertama kali terjadi di Elelim. Pada 16 September 2025, bentrokan serupa sempat mengguncang wilayah tersebut. Awalnya hanya persoalan sepele — ucapan seorang siswa yang menyinggung teman sekelasnya — namun memicu kemarahan massal yang berujung pada pembakaran puluhan rumah dan kendaraan warga.

Kondisi itu menunjukkan betapa rapuhnya situasi sosial di Yalimo. Luka lama akibat konflik politik, kesenjangan pembangunan antarwilayah, dan kecurigaan antarkelompok masih terasa kuat. Pemerintah Papua Pegunungan di bawah kepemimpinan Ones Pahabol dihadapkan pada tantangan berat: bagaimana menumbuhkan kembali rasa saling percaya di tengah masyarakat yang mudah tersulut.

Sejumlah tokoh adat berharap momentum ini bisa menjadi pelajaran. “Perdamaian tidak cukup hanya dengan bakar batu,” ujar seorang tokoh masyarakat Elelim yang enggan disebut namanya. “Perdamaian harus dimulai dari hati dan keadilan yang dirasakan semua pihak.”

BRIMO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.