NEWS Burmeso– Suasana mencekam mewarnai pusat kota Burmeso, Kabupaten Mamberamo Raya, Sekelompok warga yang diduga terpengaruh minuman keras (miras) menyerang aparat kepolisian hingga mengakibatkan sejumlah anggota terluka dan fasilitas kantor polisi rusak berat. Peristiwa berdarah ini berawal sekitar pukul 12.00 WIT, saat petugas piket Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Mamberamo Raya menerima laporan adanya keributan di sekitar perempatan SD Adven Burmeso. Keributan tersebut diduga melibatkan sejumlah warga yang tengah dalam pengaruh alkohol dan saling berselisih di jalanan.
Petugas Diserang Saat Mencoba Menenangkan Massa
Menanggapi laporan tersebut, tim kecil dari SPKT segera menuju lokasi kejadian untuk menenangkan warga dan memulihkan situasi. Namun, niat baik aparat justru disambut dengan amukan massa.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Cahyo Sukarnito, menjelaskan bahwa petugas diserang secara tiba-tiba menggunakan senjata tajam, batu, dan linggis.
“Petugas diserang menggunakan parang, linggis, dan batu oleh kelompok warga. Akibatnya, beberapa anggota mengalami luka dan terpaksa mundur untuk meminta bantuan tambahan dari kantor SPKT,” ungkap Cahyo dalam keterangan resmi, Selasa sore.
Serangan tersebut menyebabkan dua anggota polisi mengalami luka panah di bagian lengan dan bahu, sementara lainnya terkena lemparan batu di kepala. Dalam kondisi terdesak, petugas memilih menghindar demi keselamatan sambil menunggu bala bantuan datang.
Penyerangan Massal oleh Kelompok Besar
Tak lama berselang, Kepala SPKT Polres Mamberamo Raya bersama sejumlah personel tambahan bergegas ke lokasi untuk mengendalikan situasi. Namun, mereka kembali mendapat serangan brutal dari massa dalam jumlah lebih banyak.
Menurut keterangan polisi, kelompok itu diduga merupakan anak buah YT, seorang tokoh masyarakat di Burmeso. Serangan datang dari dua arah berbeda, yakni dari depan Pelabuhan Burmeso dan dari arah SD Adven. Bentrokan pun tak terhindarkan.
“Massa menyerang petugas kepolisian dari dua arah dengan senjata tradisional seperti panah, kapak, balok, dan batu,” jelas Cahyo.
Selain menyerang aparat, massa juga melampiaskan amarah mereka dengan merusak fasilitas kepolisian. Kantor SPKT Polres Mamberamo Raya menjadi sasaran utama. Kaca jendela pecah, pintu kantor dihancurkan, dan beberapa kendaraan dinas milik Kapolres serta Wakapolres ikut dirusak.
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5395003/original/054004500_1761648285-WhatsApp_Image_2025-10-28_at_18.06.54.jpeg)
Baca Juga: Menhut Raja Juli Antoni Minta Maaf ke Masyarakat Papua atas Pembakaran Mahkota Cenderawasih
Saksi mata di lokasi menyebutkan, suara benturan keras dan teriakan warga terdengar hingga radius beberapa ratus meter dari kantor SPKT. Beberapa warga yang ketakutan memilih mengungsi ke rumah kerabat di sekitar Pelabuhan Burmeso.
Situasi Berangsur Kondusif, Polisi Amankan Titik Rawan
Setelah sekitar satu jam ketegangan, pasukan tambahan dari Polres Mamberamo Raya dan Brimob tiba untuk mengamankan situasi. Dengan negosiasi dan tindakan tegas terukur, polisi akhirnya berhasil memukul mundur massa.
Kombes Cahyo memastikan, situasi di Mamberamo Raya kini berangsur kondusif. Meski begitu, aparat tetap siaga penuh untuk mengantisipasi adanya serangan susulan atau aksi balasan.
“Kami sudah menempatkan anggota di sejumlah titik rawan. Penyelidikan masih berjalan untuk mengungkap motif dan pelaku utama di balik insiden ini,” tegasnya.
Cahyo juga mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi isu-isu liar yang beredar di media sosial. Ia menekankan bahwa penyelidikan dilakukan secara profesional, dan setiap pelaku yang terbukti melakukan kekerasan terhadap aparat maupun perusakan fasilitas negara akan diproses hukum sesuai ketentuan yang berlaku.







