NEWS Burmeso– Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Mathius D. Fakhiri dan Aryoko Rumaropen sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Papua masa jabatan 2025–2030, dalam upacara kenegaraan di Istana Negara, Jakarta Pusat. Pelantikan ini menandai berakhirnya masa jabatan penjabat gubernur sebelumnya dan menjadi momentum penting bagi arah pembangunan Papua lima tahun ke depan.
Suasana Khidmat di Istana Negara
Prosesi pelantikan dimulai tepat pukul 10.00 WIB dengan pengumandangan lagu Indonesia Raya, disusul pembacaan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108/P Tahun 2025 tentang pemberhentian penjabat gubernur dan pengesahan pengangkatan Gubernur dan Wakil Gubernur Papua.
Dalam suasana khidmat, Presiden Prabowo mengambil sumpah jabatan kedua pemimpin baru tersebut.
“Demi Tuhan saya berjanji,” ujar Fakhiri dan Rumaropen secara bersamaan, menirukan sumpah yang dibacakan oleh Presiden.
“Bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai gubernur, sebagai wakil gubernur, dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya serta berbakti kepada masyarakat, nusa, dan bangsa.”
Usai pengambilan sumpah, Presiden Prabowo menyematkan tanda pangkat kepada gubernur dan wakil gubernur yang baru dilantik, sebagai simbol tanggung jawab dan kehormatan dalam mengemban amanah rakyat Papua.
Acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pelantikan, diikuti dengan ucapan selamat dari Presiden Prabowo dan sejumlah menteri yang hadir, di antaranya Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto, serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Akhir dari Dinamika Panjang Pemilihan Papua
Pelantikan ini menjadi penutup dari polemik panjang Pemungutan Suara Ulang (PSU) di Provinsi Papua, yang digelar berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada 24 Februari 2025. Dalam putusannya, MK memerintahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua untuk menggelar PSU tanpa keikutsertaan salah satu calon gubernur, Yermias Bisai, karena terbukti tidak jujur dan tidak beritikad baik dalam memenuhi persyaratan pencalonan.
Baca Juga: Australia dan Papua Nugini Teken Pakta Pertahanan Awali Babak Baru Keamanan Pasifik
Keputusan MK tersebut sempat menimbulkan dinamika politik yang cukup tajam di Papua. Namun, pelaksanaan PSU yang digelar dengan pengawasan ketat dari aparat keamanan dan lembaga independen akhirnya berjalan lancar dan damai.
Dalam sambutannya usai pelantikan, Presiden Prabowo menegaskan bahwa pelantikan ini bukan sekadar seremonial, melainkan awal dari tanggung jawab besar untuk membawa Papua menuju kemajuan dan keadilan sosial.
“Tugas saudara berdua tidak ringan. Papua adalah bagian terpenting dari Indonesia, dan kesejahteraan rakyat Papua harus menjadi prioritas utama,” ujar Prabowo dengan nada tegas.
“Saya berharap, Gubernur dan Wakil Gubernur dapat bekerja dengan hati, melayani rakyat dengan tulus, dan menjaga keutuhan NKRI.”
Mathius Fakhiri, yang sebelumnya dikenal sebagai mantan perwira tinggi Polri dan pernah menjabat sebagai Kapolda Papua, menyatakan siap menjalankan amanah tersebut.
“Kami akan bekerja keras untuk membangun Papua yang damai, sejahtera, dan mandiri. Fokus kami adalah pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur yang merata hingga pelosok,” ujarnya usai pelantikan.
Sementara Aryoko Rumaropen, birokrat muda yang berpengalaman di bidang perencanaan pembangunan daerah, menambahkan bahwa pihaknya akan memperkuat sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.







