, ,

Harga Beras di Nabire Tembus Rp17 Ribu Satgas Pangan Papua Tengah Turun Tangan

by -177 Views

NEWS Burmeso– Harga beras di Kabupaten Nabire, Papua Tengah, melonjak melampaui batas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Temuan ini diungkapkan oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan Papua Tengah usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar dan gudang distributor pada pekan ini.

Sidak yang dilakukan di Pasar Kalibobo serta beberapa gudang distributor besar di Nabire ini melibatkan sejumlah instansi lintas sektor, yakni Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Perum Bulog Nabire, dan Direktorat Reskrimsus Polda Papua Tengah. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pengawasan terpadu guna memastikan ketersediaan bahan pangan sekaligus menjaga stabilitas harga di lapangan.

Kasatgas Pangan dan Pengendalian Harga Papua Tengah, Kombes Pol A Wakhid P Utomo, menjelaskan bahwa sidak dilakukan untuk meninjau langsung kondisi pasokan serta memverifikasi harga jual beras yang beredar di pasaran.

Berdasarkan regulasi tersebut, harga eceran tertinggi beras di wilayah Maluku dan Papua ditetapkan sebesar Rp15.800 per kilogram untuk beras premium, Rp15.500 untuk beras medium, dan Rp13.500 untuk beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Namun kenyataannya, harga di Nabire telah melampaui ambang batas tersebut. Hasil sidak menunjukkan bahwa beras premium dijual dengan harga Rp17.000 per kilogram, sementara beras medium menyentuh Rp16.500 per kilogram.

Biaya Transportasi Jadi Biang Kenaikan Harga

Menurut Wakhid, salah satu faktor utama penyebab tingginya harga beras di wilayah Papua Tengah adalah biaya transportasi dan logistik yang tinggi. Sebagian besar pasokan beras yang beredar di Nabire didatangkan dari Pulau Jawa dan Sulawesi, dengan jalur distribusi yang panjang serta memakan biaya besar.

“Distribusi ke Nabire saja sudah mahal karena menggunakan kapal laut. Di daerah pegunungan yang aksesnya hanya bisa ditempuh menggunakan pesawat, harga bisa dua kali lipat dari di sini,” jelasnya.

Satgas Pangan Papua temukan harga beras di Keerom di atas HET - ANTARA News

Baca Juga: Mahasiswa IPB Gugur Saat Ekspedisi di Papua Kampus Gelar Sarjana Pertanian

Selain biaya transportasi, faktor lain yang turut berpengaruh adalah keterbatasan infrastruktur dan tingginya biaya operasional di sektor distribusi. Hal ini berdampak langsung pada harga jual di tingkat pedagang maupun konsumen akhir.

Stok Beras Masih Aman, Tapi Perlu Antisipasi Lonjakan Permintaan

Meski harga mengalami kenaikan, Wakhid memastikan bahwa stok beras di wilayah Nabire masih tergolong aman. Berdasarkan data yang dihimpun dari Perum Bulog dan distributor utama, ketersediaan beras saat ini masih mencukupi kebutuhan masyarakat hingga beberapa bulan ke depan.

Namun demikian, Satgas Pangan tetap mengingatkan perlunya langkah antisipatif menghadapi potensi lonjakan permintaan menjelang akhir tahun, khususnya menghadapi perayaan Natal dan Tahun Baru.

“Kami tidak hanya fokus pada harga, tetapi juga memastikan pasokan tetap terjaga. Jangan sampai terjadi kelangkaan yang bisa memperparah kenaikan harga,” tambah Wakhid.

Hasil temuan Satgas Pangan ini rencananya akan segera dibahas bersama pemerintah daerah Papua Tengah untuk merumuskan langkah strategis dalam mengendalikan harga. Beberapa opsi yang tengah dikaji antara lain optimalisasi distribusi melalui Bulog, subsidi biaya transportasi untuk wilayah terisolir, serta peningkatan pengawasan terhadap praktik penimbunan bahan pokok.

BRIMO

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.