NEWS Burmeso– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) resmi mengakhiri peringatan dini tsunami yang sempat dikeluarkan untuk wilayah Sulawesi Utara (Sulut) dan Papua, setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,4 mengguncang perairan timur Filipina pada Sabtu (11/10/2025) pagi.
Gempa kuat yang berpusat di laut Filipina itu sempat memicu peringatan dini tsunami di sejumlah wilayah Indonesia bagian timur yang berdekatan dengan lokasi episentrum. Namun, setelah dilakukan pemantauan terhadap data pasang surut (tide gauge) dan hasil analisis lanjutan, BMKG menyatakan peringatan tersebut telah berakhir pada pukul 13.25 WIB.
“Dinyatakan berakhir pukul 13.25 WIB,” ujar Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan resmi, Sabtu siang.
Tsunami Minor Terdeteksi di Sejumlah Titik
Meskipun tidak menimbulkan tsunami besar atau kerusakan signifikan, BMKG mencatat adanya gelombang tsunami minor di beberapa titik pantai di wilayah Indonesia bagian timur.
Data dari BMKG menunjukkan, tinggi gelombang bervariasi antara 5 hingga 17 sentimeter, dan tidak menimbulkan dampak merusak. Berikut daftar lokasi yang terpantau mengalami tsunami minor:
-
Essang, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara – Pukul 09.08 WIB, terpantau tsunami minor setinggi 17 cm
-
Beo, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara – Pukul 09.12 WIB, 5 cm
-
Ganalo, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara – Pukul 09.09 WIB, 5 cm
-
Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara – Pukul 09.06 WIB, 11 cm
-
Sangihe, Sulawesi Utara – Pukul 09.29 WIB, 16 cm
-
Morotai, Maluku Utara – Pukul 09.46 WIB, 10 cm
-
Halmahera Barat, Maluku Utara – Pukul 09.42 WIB, 5 cm
-
Biak, Papua – Pukul 11.10 WIB, 13 cm
BMKG menegaskan bahwa tinggi gelombang tersebut tergolong kecil dan tidak menimbulkan bahaya bagi masyarakat pesisir. Namun, warga sempat diimbau untuk menjauhi pantai dan daerah rendah selama peringatan tsunami masih berlaku.
Gempa Susulan di Wilayah Sulawesi Utara
Baca Juga: Gubernur Elisa Kambu Pastikan Pengurangan TKD Tak Hambat Pertanian Papua Barat Daya
Tak lama setelah peringatan tsunami dikeluarkan, BMKG juga mencatat adanya gempa susulan berkekuatan M 5,1 di wilayah Melonguane, Sulawesi Utara, dengan kedalaman sekitar 10 kilometer. Gempa ini merupakan aktivitas susulan dari gempa besar di Filipina, dan tidak berpotensi tsunami.
“Gempa ini masih satu rangkaian aktivitas tektonik akibat subduksi di zona Laut Filipina yang sangat aktif,” jelas Daryono.
Menurut analisis BMKG, gempa utama di Filipina memiliki kedalaman menengah dan mekanisme sumber yang sebagian besar bersifat oblique thrust, atau sesar naik miring. Meskipun energinya cukup besar untuk memicu tsunami, namun efisiensi transfer energinya ke kolom air laut relatif rendah, sehingga gelombang yang terbentuk tidak signifikan.
Di lapangan, BPBD setempat, TNI-Polri, serta aparat pemerintah daerah langsung berkoordinasi untuk memastikan kesiapsiagaan warga, terutama di pesisir yang rawan terdampak.
Di Kabupaten Kepulauan Talaud dan Sangihe, misalnya, warga sempat menjauh ke tempat yang lebih tinggi untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk. Setelah BMKG mengumumkan bahwa potensi tsunami telah berakhir, warga kemudian kembali ke rumah masing-masing.
BMKG: Masyarakat Tetap Waspada dan Tidak Mudah Panik
BMKG menekankan pentingnya masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan dan tidak mudah panik saat menerima peringatan dini.
“Peringatan dini tsunami bukan berarti pasti terjadi tsunami besar. Itu adalah sistem kehati-hatian agar masyarakat siap dan aman,” jelas Daryono.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, karena dapat menimbulkan kepanikan. Semua informasi resmi terkait gempa dan tsunami dapat diakses melalui kanal BMKG, BNPB, dan instansi pemerintah daerah.
